Anak Tukang Permak Baju Raih Penghargaan Lomba Robotika Internasional

Anak Tukang Permak Baju Raih Penghargaan Lomba Robotika InternasionalRisqi bersama Kepala MTs N 8 Sragen menunjukkan medali kompetisi World Robot Game. (Foto: dok. istimewa)
Muhamad Miftahul Risqi (15), siswa MTs Negeri 8 Sragen, menyabet penghargaan dalam kompetisi robotika internasional bertajuk World Robot Games 2019, yang digelar di Bangkok, Thailand.

Risqi meraih Performance Award kategori Line Tracing Extreme, menyisihkan 49 peserta dari berbagai negara. Dalam kategori Line Tracing Extreme, robot-robot peserta diharuskan mampu melalui jalur lintasan yang sudah ditentukan oleh panitia. Tingkat kesulitan kategori ini tergolong tinggi, karena para peserta harus menghitung secara presisi antara kecepatan dan jalur lintasan agar robot tidak keluar jalur atau bahkan roboh.

Menurut pihak sekolah, prestasi Risqi semakin membanggakan mengingat latar belakang siswa kelas 9 itu yang berasal dari keluarga sederhana. Ayah Risqi, Munandar, sehari-hari hanya bekerja sebagai tukang permak baju di pinggir jalan Pasar Tuban, Gondangrejo, Karanganyar.


"Tahun kemarin waktu kami pertama kali membuka ekstrakurikuler robotika, sebenarnya dianjurkan bagi siswa yang memiliki laptop. Laptop memang wajib dimiliki untuk keperluan pemrograman robot. Risqi, meski tidak punya laptop, kami lihat punya bakat dan kesungguhan. Akhirnya pihak sekolah meminjamkan laptop," ujar Kepala MTs N 8 Sragen Muawanatul Badriyah saat dihubungi detikcom, Rabu (4/9/2019).

Anak Tukang Permak Baju di Sragen Raih Penghargaan Lomba Robotika InternasionalPenerimaan medali di Bangkok Thailand (Foto: dok. istimewa)
Wanita yang akrab dipanggil Ana ini menuturkan keterbatasan tersebut tidak menghalangi Risqi untuk berprestasi. Di bidang robotika, lanjut Ana, kemampuan Risqi memang paling menonjol di antara teman-temannya.

"Risqi ini anaknya paling athikan. Jika dia menemukan masalah, pasti langsung mencari formula yang pas untuk pemrograman robotnya. Di rumah tidak ada laptop, dia akali dengan mencari referensi di YouTube lewat HP," terang Ana.

Ana melanjutkan, ketika ada tawaran untuk berlaga di World Robot Games, pihak sekolah sempat mengadakan seleksi internal. Hasilnya, Risqi yang terpilih untuk mewakili sekolah.

"Prestasi ini menunjukkan bahwa siswa madrasah di desa juga tak kalah bersaing pada ajang yang membutuhkan kemampuan teknologi," kata Ana.

Risqi mengaku sempat grogi saat perlombaan. Betapa tidak, yang dihadapinya adalah wakil dari berbagai negara, yang banyak di antaranya berusia dewasa.

"Hari pertama paling grogi. Karena lihat robot-robot milik peserta lain bagus-bagus. Tapi lama-lama terbiasa," kata Risqi.

Memperoleh penghargaan internasional sangat membanggakan bagi Risqi. Tak hanya mengharumkan nama bangsa dan sekolah, Risqi juga mampu membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa kecintaannya pada dunia robotik bisa berbuah prestasi.

"Orang tua awalnya agak ragu saya gabung ekskul robotik. Tapi sekarang mendukung penuh," ujarnya.

Anak Tukang Permak Baju di Sragen Raih Penghargaan Lomba Robotika InternasionalRisqi memperagakan karya robotika. (Foto: dok. istimewa)
World Robot Games merupakan ajang tahunan perlombaan robotika internasional. Kompetisi yang digelar pada 29-31 Agustus 2019 ini diikuti 1.220 peserta dari 10 negara, yakni Myanmar, Taiwan, Bhutan, Malaysia, China, Vietnam, Philipina, Thailand, Singapura, dan Indonesia.

Ada beberapa kategori lomba, di antaranya Sumo Robot, Search Robot and Rescue MINI, Robot Tracing, Robot Rugby and Innovative, serta Line Tracing Extreme.

Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4693154/anak-tukang-permak-baju-raih-penghargaan-lomba-robotika-internasional?_ga=2.38749731.1446723338.1567563114-1693038171.1566476216
Share:

Recent Posts